Jumat, 13 Desember 2019

Inggris dan Amerika Bawa Rupiah Berjaya, Nomor 2 di Asia!

Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Pelaku pasar sedang berbahagia karena damai dagang AS-China sepertinya semakin di depan mata.

Pada Jumat (13/12/2019), US$ 1 setara dengan Rp 13.975 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,32% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kemarin, rupiah mengakhiri perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,07% terhadap dolar AS. Penguatan rupiah terkesan agak 'kebetulan' karena mata uang Tanah Air hampir sepanjang hari menghuni zona merah.

Namun hari ini, penguatan rupiah tidak lagi berbau 'keberuntungan'. Rupiah sudah mantap menguat, ajeg sejak sebelum pasar spot dibuka. Kemungkinan besar penguatan ini akan bertahan hingga lapak ditutup, dan rupiah pun bisa memberi kado akhir pekan yang manis bagi Indonesia.

Tidak cuma rupiah, hampir seluruh mata uang utama Asia juga menguat di hadapan dolar AS. Sejauh ini yang masih melemah hanya dolar Hong Kong, yen Jepang, dan won Korea Selatan.

Rupiah bahkan menjadi mata uang terbaik kedua di Asia, hanya kalah dari yuan China. Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:08 WIB:


AS-China Siap Teken Kesepakatan?
Pelaku pasar semringah karena hubungan AS-China yang terus membaik. Kabar terbaru, AS siap untuk menunda atau bahkan membatalkan pengenaan bea masuk baru untuk importasi produk China senilai US$ 160 miliar yang sedianya berlaku 15 Desember.

Tidak hanya itu, Reuters memberitakan AS juga akan memberi diskon 50% atas bea masuk yang berlaku selama masa perang dagang lebih dari setahun terakhir. Sebagai informasi, AS telah mengenakan bea masuk terhadap importasi produk made in China senilai US$ 550 miliar selama periode tersebut.

Namun memang tidak semua bea masuk yang akan didiskon, tetapi US$ 375 miliar-nya saja. Menurut sumber yang dekat dengan tim negosiator dagang AS-China, tawaran-tawaran dari AS itu bisa berlaku segera jika China setuju.

China pun memberi respons positif. Seperti dikutip dari Reuters, China berencana membeli produk pertanian AS senilai US$ 50 miliar tahun depan. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan 2017, sebelum perang dagang

Optimisme yang merebak di Washington dan Beijing membuat Presiden AS Donald Trump tampak semringah. Dalam cuitan di Twitter, eks taipan properti itu menegaskan kesepakatan dagang AS-China sudah sangat dekat.

"Kita sudah sangat dekat untuk sebuah kesepakatan dengan China. Mereka menginginkannya, begitu juga kita!" cuit Trump.


Damai dagang AS-China yang sepertinya semakin dekat dengan kenyataan membuat pelaku pasar ogah bermain aman. Dengan prospek pertumbuhan ekonomi global seiring membaiknya arus perdagangan dunia, saatnya bermain agresif dan mengambil risiko.

Arus modal asing pun menyemut ke aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia. Hasilnya jelas, rupiah dkk di Asia tidak punya pilihan selain menguat

Partai Konservatif (Sepertinya) Menang di Pemilu Inggris
Kabar dari Inggris juga menjadi sentimen positif di pasar. Kemarin, rakyat Inggris memilih anggota parlemen dalam Pemilu yang dipercepat. Semestinya Pemilu di Negeri Big Ben baru terjadi pada 2022.

Hasil exit poll menujukkan Partai Konservatif bakal memenangi Pemilu. Tories adalah partai penguasa di Palace of Westminster, gedung parlemen Inggris.

Reuters mewartakan, exit poll memberi gambaran bahwa Partai Konservatif akan memenangkan 368 kursi dari 650 yang tersedia di parlemen. Sementara Parta Buruh mendapat 191 kursi, Partai Nasional Skotlandia 55 kursi, dan Partai Liberal Demokrat 13 kursi.

Artinya, kemungkinan besar Boris Johnson masih akan menjabat sebagai Perdana Menteri. Tidak ada perubahan kepemimpinan. Ini membuat proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) diharapkan lebih mulus, karena tidak ada perubahan kebijakan.

Denga harapan soft Brexit pada Januari 2020, satu risiko bisa dicoret dari daftar. Ditambah dengan potensi damai dagang AS-China yang kian besar, risk appetite investor membucah sehingga mata uang Asia bak tertimpa dunia runtuh.

Dulu presiden Indonesia pertama Soekarno pernah mengatakan "Inggris kita linggis, Amerika kita setrika". Namun hari ini, justru dua negara tersebut yang 'berjasa' membawa rupiah menguat...


TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar