Senin, 09 Desember 2019

Walau Ekspor China Loyo, Indeks Shanghai Tetap Menguat

Walau Ekspor China Loyo, Indeks Shanghai Tetap Menguat
Foto: REUTERS/Stringer
Rifan Financindo - Bursa saham China dan Hong Kong mengawali perdagangan pertama di pekan ini, Senin (9/12/2019), di zona hijau.

Pada pembukaan perdagangan, indeks Shanghai menguat 0,08% ke level 2.914,46, sementara indeks Hang Seng naik 0,06% ke level 26.513,97.

Bursa saham China dan Hong Kong berhasil menguat kala ada rilis data ekonomi China yang mengecewakan. Pada akhir pekan kemarin, ekspor China periode November 2019 diumumkan jatuh 1,1% secara tahunan. Padahal, konsensus memperkirakan ada pertumbuhan sebesar 1%, seperti dilansir dari Trading Economics. Kontraksi pada ekspor China tersebut merupakan yang keempat secara beruntun.

Perkembangan terkait perang dagang AS-China yang positif menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa saham China dan Hong Kong. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa sesuatu bisa terjadi terkait dengan bea masuk tambahan yang dibebankan Washington terhadap produk impor asal China.

Seperti yang dketahui, penghapusan bea masuk tambahan merupakan syarat dari China jika AS ingin meneken kesepakatan dagang tahap satu.

Sejauh ini AS telah mengenakan bea masuk tambahan bagi senilai lebih dari US$ 500 miliar produk impor asal China, sementara Beijing membalas dengan mengenakan bea masuk tambahan bagi produk impor asal AS senilai kurang lebih US$ 110 miliar.

Di sisi lain, China juga melunak terhadap AS. Kementerian Keuangan China mengumumkan bahwa Beijing akan menghapuskan bea masuk bagi sebagian kedelai dan daging babi yang diimpor dari AS, seperti dikutip dari CNBC International.

Sebelumnya pada Juli 2018, China membebankan bea masuk sebesar 25% terhadap kedelai dan daging babi asal AS sebagai balasan dari langkah AS yang membebankan bea masuk tambahan terhadap produk-produk asal Negeri Panda. Kala itu, AS membebankan bea masuk tambahan dengan dasar bahwa China telah mencuri dan memaksa perusahaan-perusahaan asal AS untuk mentransfer kekayaan intelektual yang dimilikinya ke perusahaan-perusahaan asal China.

Perkembangan tersebut lantas melengkapi sentimen positif terkait negosiasi dagang kedua negara. Sebelumnya, pemberitaan dari Bloomberg menyebutkan bahwa AS dan China kini telah mendekati penandatanganan kesepakatan dagang tahap satu. Pemberitaan dari Bloomberg tersebut mengutip sumber-sumber yang mengetahui jalannya negosiasi dagang AS-China.

Pada hari ini, tidak ada data ekonomi yang dijadwalkan dirilis di China dan Hong Kong.

TIM RISET CNBC INDONESIA(ank/ank)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar