Selasa, 10 Desember 2019

Rupiah Memang Menguat 2% Lebih, Tapi Jangan Lengah!

Rupiah Memang Menguat 2% Lebih, Tapi Jangan Lengah!
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
PT Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat sepanjang tahun ini. Namun, rupiah perlu waspada karena secara fundamental rupiah masih berisiko melemah.

Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), menegaskan bahwa sepanjang defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) cukup besar maka secara fundamental kurs memang cenderung melemah. Indonesia sebagai negara berkembang masih berkutat dengan hal itu.

"Negara berkembang memang sulit keluar dari defisit transaksi berjalan. Sejak 1981, kita rata-rata defisit," kata Dody kala berbincang dengan awak Detik Network di Gedung Transmedia, Jakarta, Senin (9/12/2019). 

Akan tetapi, Dody menilai defisit transaksi berjalan domestik masih terkendali. "Rule of thumb, sepanjang di bawah 3% dari PDB (Produk Domestik Bruto) masih oke," ujarnya.

Pada kuartal III-2019, defisit transaksi berjalan Indonesia adalah 2,66% PDB. BI memperkirakan defisit itu berada di kisaran 2,8% PDB untuk sepanjang 2019.

Namun mengapa rupiah masih terus menguat? Bukan sembarang menguat malah, sejak awal tahun apresiasi mata uang Tanah Air mencapai 2,54% di hadapan greenback.

Menurut Dody, penguatan rupiah disebabkan oleh masih derasnya pasokan valas di sisi portofolio sektor keuangan. Hot money ini sedikit banyak mampu menutup 'lubang' yang ditinggalkan oleh transaksi berjalan.

"Saat (transaksi berjalan) defisit, yang penting ada yang membiayai. Capital inflow menolong menutup defisit itu dan rupiah menguat. Namun secara fundamental tetap ada potensi melemah," katanya.

Oleh karena itu, perbaikan transaksi berjalan adalah hal wajib bagi Indonesia. Namun selama ini fokus transaksi berjalan masih di perdagangan barang. Padahal transaksi berjalan merangkum ekspor-impor barang dan jasa.

"Current account tidak hanya barang, tetapi ada ekspor-impor jasa. Kita selalu fokus ke barang. Di situ sebenarnya kalau mau menuju diversifikasi. Ada tourism, transportasi," kata Dody. (aji/sef)

Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar